!
Glitter Word GeneratorGlitter Word GeneratorGlitter Word GeneratorGlitter Word GeneratorGlitter Word GeneratorGlitter Word Generator

PUASA



MARHABAN YA RAMADHAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "marhaban" diartikan
sebagai "kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang

berarti selamat datang)." Ia sama dengan ahlan wa sahlan yang

juga dalam kamus tersebut diartikan "selamat datang."

Walaupun keduanya berarti "selamat datang" tetapi

penggunaannya berbeda. Para ulama tidak menggunakan ahlan wa

sahlan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, melainkan

"marhaban ya Ramadhan".


Ahlan terambil dari kata ahl yang berarti "keluarga",

sedangkan sahlan berasal dari kata sahl yang berarti mudah.

Juga berarti "dataran rendah" karena mudah dilalui, tidak

seperti "jalan mendaki". Ahlan wa sahlan, adalah ungkapan

selamat datang, yang dicelahnya terdapat kalimat tersirat

yaitu, "(Anda berada di tengah) keluarga dan (melangkaLkar1

kaki di) dataran rendah yang mudah."



Marhaban terambil dari kata rahb yang berarti "luas" atau

"lapang", sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu disambut

dan diterima dengan dada lapang, penuh kegembiraan serta

dipersiapkan baginya ruang yang luas untuk melakukan apa saja

yang diinginkannya. Dari akar kata yang sama dengan

"marhaban", terbentuk kata rahbat yang antara lain berarti

"ruangan luas untuk kendaraan, untuk memperoleh perbaikan atau

kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan." Marhaban ya

Ramadhan berarti "Selamat datang Ramadhan" mengandung arti

bahwa kita menyambutnya dengan lapang dada, penuh kegembiraan;

tidak dengan menggerutu dan menganggap kehadirannya

"mengganggu ketenangan" atau suasana nyaman kita.



Marhaban ya Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu,

karena kita mengharapkan agar jiwa raga kita diasah dan diasuh

guna melanjutkan perjalanan menuju Allah Swt.



Ada gunung yang tinggi yang harus ditelusuri guna menemui-Nya,

itulah nafsu. Di gunung itu ada lereng yang curam, belukar

yang lebat, bahkan banyak perampok yang mengancam, serta iblis

yang merayu, agar perjalanan tidak melanjutkan. Bertambah

tinggi gunung didaki, bertambah hebat ancaman dan rayuan,

semakin curam dan ganas pula perjalanan. Tetapi, bila tekad

tetap membaja, sebentar lagi akan tampak cahaya benderang, dan

saat itu, akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak

tempat-tempat indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih

untuk melepaskan dahaga. Dan bila perjalanan dilanjutkan akan

ditemukan kendaraan Ar-Rahman untuk mengantar sang musafir

bertemu dengan kekasihnya, Allah Swt. Demikian kurang lebih

perjalanan itu dilukiskan dalam buku Madarij As-Salikin.



Tentu kita perlu mempersiapkan bekal guna menelusuri jalan

itu. Tahukah Anda apakah bekal itu? Benih-benih kebajikan yang

harus kita tabur di lahan jiwa kita. Tekad yang membaja untuk

memerangi nafsu, agar kita mampu menghidupkan malam Ramadhan

dengan shalat dan tadarus, serta siangnya dengan ibadah kepada

Allah melalui pengabdian untuk agama, bangsa dan negara.

Semoga kita berhasil, dan untuk itu mari kita buka lembaran

Al-Quran mempelajari bagaimana tuntunannya.



PUASA MENURUT AL-QURAN



Al-Quran menggunakan kata shiyam sebanyak delapan kali,

kesemuanya dalam arti puasa menurut pengertian hukum syariat.

Sekali Al-Quran juga menggunakan kata shaum, tetapi maknanya

adalah menahan diri untuk tidak bebicara:



Sesungguhnya Aku bernazar puasa (shauman), maka hari

ini aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia

pun (QS Maryam [19]: 26).



Demikian ucapan Maryam a.s. yang diajarkan oleh malaikat

Jibril ketika ada yang mempertanyakan tentang kelahiran

anaknya (Isa a.s.). Kata ini juga terdapat masing-masing

sekali dalam bentuk perintah berpuasa di bulan Ramadhan,

sekali dalam bentuk kata kerja yang menyatakan bahwa "berpuasa

adalah baik untuk kamu", dan sekali menunjuk kepada

pelaku-pelaku puasa pria dan wanita, yaitu ash-shaimin

wash-shaimat.



Kata-kata yang beraneka bentuk itu, kesemuanya terambil dari

akar kata yang sama yakni sha-wa-ma yang dari segi bahasa

maknanya berkisar pada "menahan" dan "berhenti atau "tidak

bergerak". Kuda yang berhenti berjalan dinamai faras shaim.

Manusia yang berupaya menahan diri dari satu aktivitas --apa

pun aktivitas itu-- dinamai shaim (berpuasa). Pengertian

kebahasaan ini, dipersempit maknanya oleh hukum syariat,

sehingga shiyam hanya digunakan untuk "menahan diri dar makan,

minum, dan upaya mengeluarkan sperma dari terbitnya fajar

hingga terbenamnya matahari".



Kaum sufi, merujuk ke hakikat dan tujuan puasa, menambahkan

kegiatan yang harus dibatasi selama melakukan puasa. Ini

mencakup pembatasan atas seluruh anggota tubuh bahkan hati dan

pikiran dari melakukan segala macam dosa.



Betapa pun, shiyam atau shaum --bagi manusia-- pada hakikatnya

adalah menahan atau mengendalikan diri. Karena itu pula puasa

dipersamakan dengan sikap sabar, baik dari segi pengertian

bahasa (keduanya berarti menahan diri) maupun esensi kesabaran

dan puasa.



Hadis qudsi yang menyatakan antara lain bahwa, "Puasa

untuk-Ku, dan Aku yang memberinya ganjaran" dipersamakan oleh

banyak ulama dengan firman-Nya dalam surat Az-Zumar (39): 10.



Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang

disempurnakan pahalanya tanpa batas.



Orang sabar yang dimaksud di sini adalah orang yang berpuasa.



Ada beberapa macam puasa dalam pengertian syariat/hukum

sebagaimana disinggung di atas.



1. Puasa wajib sebutan Ramadhan.



2. Puasa kaffarat, akibat pelanggaran, atau

semacamnya.



3. Puasa sunnah.



Tulisan ini akan membatasi uraian pada hal-hal yang berkisar

pada puasa bulan Ramadhan.



PUASA RAMADHAN



Uraian Al-Quran tentang puasa Ramadhan, ditemukan dalam surat

Al-Baqarah (2): 183, 184, 185, dan 187. Ini berarti bahwa

puasa Ramadhan baru diwajibkan setelah Nabi Saw. tiba di

Madinah, karena ulama Al-Quran sepakat bahwa surat A1-Baqarah

turun di Madinah. Para sejarawan menyatakan bahwa kewajiban

melaksanakan puasa Ramadhan ditetapkan Allah pada 10 Sya'ban

tahun kedua Hijrah.



Apakah kewajiban itu langsung ditetapkan oleh Al-Quran selama

sebutan penuh, ataukah bertahap? Kalau melihat sikap Al-Quran

yang seringkali melakukan penahapan dalam perintah-

perintahnya, maka agaknya kewajiban berpuasa pun dapat

dikatakan demikian. Ayat 184 yang menyatakan ayyaman ma'dudat

(beberapa hari tertentu) dipahami oleh sementara ulama sebagai

tiga hari dalam sebutan yang merupakan tahap awal dari

kewajiban berpuasa. Hari-hari tersebut kemudian diperpanjang

dengan turunnya ayat 185:



Barangsiapa di antara kamu yang hadir (di negeri

tempat tinggalnya) pada bulan itu (Ramadhan), maka

hendaklah ia berpuasa (selama bulan itu), dan siapa

yang sakit atau dalam perjalanan, maka wajib baginya

berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya.



Pemahaman semacam ini menjadikan ayat-ayat puasa Ramadhan

terputus-putus tidak menjadi satu kesatuan. Merujuk kepada

ketiga ayat puasa Ramadhan sebagai satu kesatuan, penulis

lebih cenderung mendukung pendapat ulama yang menyatakan bahwa

Al-Quran mewajibkannya tanpa penahapan. Memang, tidak mustahil

bahwa Nabi dan sahabatnya telah melakukan puasa sunnah

sebelumnya. Namun itu bukan kewajiban dari Al-Quran, apalagi

tidak ditemukan satu ayat pun yang berbicara tentang puasa

sunnah tertentu.



Uraian Al-Quran tentang kewajiban puasa di bulan Ramadhan,

dimulai dengan satu pendahuluan yang mendorong umat islam

untuk melaksanakannya dengan baik, tanpa sedikit kekesalan

pun.



Perhatikan surat Al-Baqarah (2): 185. ia dimulai dengan

panggilan mesra, "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan

kepada kamu berpuasa." Di sini tidak dijelaskan siapa yang

mewajibkan, belum juga dijelaskan berapa kewajiban puasa itu,

tetapi terlebih dahulu dikemukakan bahwa, "sebagaimana

diwajibkan terhadap umat-umat sebelum kamu." Jika demikian,

maka wajar pula jika umat Islam melaksanakannya, apalagi

tujuan puasa tersebut adalah untuk kepentingan yang berpuasa

sendiri yakni "agar kamu bertakwa (terhindar dari siksa)."



Kemudian Al-Quran dalam surat A1-Baqarah (2): 186 menjelaskan

bahwa kewajiban itu bukannya sepanjang tahun, tetapi hanya

"beberapa hari tertentu," itu pun hanya diwajibkan bagi yang

berada di kampung halaman tempat tinggalnya, dan dalam keadaan

sehat, sehingga "barangsiapa sakit atau dalam perjalanan,"

maka dia (boleh) tidak berpuasa dan menghitung berapa hari ia

tidak berpuasa untuk digantikannya pada hari-hari yang lain.

"Sedang yang merasa sangat berat berpuasa, maka (sebagai

gantinya) dia harus membayar fidyah, yaitu memberi makan

seorang miskin." Penjelasan di atas ditutup dengan pernyataan

bahwa "berpuasa adalah baik."



Setelah itu disusul dengan penjelasan tentang keistimewaan

bulan Ramadhan, dan dari sini datang perintah-Nya untuk

berpuasa pada bulan tersebut, tetapi kembali diingatkan bahwa

orang yang sakit dan dalam perjalanan (boleh) tidak berpuasa

dengan memberikan penegasan mengenai peraturan berpuasa

sebagaimana disebut sebelumnya. Ayat tentang kewajiban puasa

Ramadhan ditutup dengan "Allah menghendaki kemudahdn untuk

kamu bukan kesulitan," lalu diakhiri dengan perintah bertakbir

dan bersyukur. Ayat 186 tidak berbicara tentang puasa, tetapi

tentang doa. Penempatan uraian tentang doa atau penyisipannya

dalam uraian Al-Quran tentang puasa tentu mempunyai rahasia

tersendiri. Agaknya ia mengisyaratkan bahwa berdoa di bu1an

Ramadhan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan, dan karena

itu ayat tersebut menegaskan bahwa "Allah dekat kepada

hamba-hamba-Nya dan menerima doa siapa yang berdoa."



Selanjutnya ayat 187 antara lain menyangkut izin melakukan

hubungan seks di malam Ramadhan, di samping penjelasan tentang

lamanya puasa yang harus dikerjakan, yakni dari terbitnya

fajar sampai terbenamnya matahari.



Banyak informasi dan tuntunan yang dapat ditarik dari

ayat-ayat di atas berkaitan dengan hukum maupun tujuan puasa.

Berikut akan dikemukan sekelumit baik yang berkaitan dengan

hukum maupun hikmahnya, dengan menggarisbawahi kata atau

kalimat dari ayat-ayat puasa di atas.



BEBERAPA ASPEK HUKUM BERKAITAN DENGAN PUASA



a. Faman kana minkum maridha (Siapa di antara kamu

yang menderita sakit)



Maridh berarti sakit. Penyakit dalam kaitannya dengan berpuasa

secara garis besar dapat dibagi dua:



1. Penderita tidak dapaat berpuasa; dalam hal ini ia

wajib berbuka; dan



2. Penderita dapat berpuasa, tetapi dengan mendapat

kesulitan atau keterlambatan penyembuhan, maka ia

dianjurkan tidak berpuasa.



Sebagian ulama menyatakan bahwa penyakit apa pun yang diderita

oleh seseorang, membolehkannya untuk berbuka. Ulama besar ibnu

Sirin, pernah ditemui makan di siang hari bukan Ramadhan,

dengan alasan jari telunjuknya sakit. Betapa pun, harus

dicatat, bahwa Al-Quran tidak merinci persolan ini. Teks ayat

mencakup pemahaman ibnu Sirin tersebut. Namun demikian agaknya

kita dapat berkata bahwa Allah Swt. sengaja memilih redaksi

demikian, guna menyerahkan kepada nurani manusia masing-masing

untuk menentukan sendiri apakah ia berpuasa atau tidak. Di

sisi lain harus diingat bahwa orang yang tidak berpuasa dengan

alasan sakit atau dalam perjalanan tetap harus menggantikan

hari-hari ketika ia tidak berpuasa dalam kesempatan yang lain.



b. Aw'ala safarin (atau dalam perjalanan)



Ulama-ulama berbeda pendapat tentang bolehnya berbuka puasa

bagi orang yang sedang musafir. Perbedaan tersebut berkaitan

dengan jarak perjalanan. Secara umum dapat dikatakan bahwa

jarak perjalanan tersebut sekitar 90 kilometer, tetapi ada

juga yang tidak menetapkan jarak tertentu, sehingga seberapa

pun jarak yang ditempuh selama dinamai safar atau perjalanan,

maka hal itu merupakan izin untuk memperoleh kemudahan

(rukhshah).



Perbedaan lain berkaitan dengan 'illat (sebab) izin ini.

Apakah karena adanya unsur safar (perjalanan) atau unsur

keletihan akibat perjalanan. Di sini, dipermasalahkan misalnya

jarak antara Jakarta-Yogya yang ditempuh dengan pesawat kurang

dari satu jam, serta tidak meletihkan, apakah ini dapat

dijadikan alasan untuk berbuka atau meng-qashar shalat atau

tidak. Ini antara lain berpulang kepada tinjauan sebab izin

ini.



Selanjutnya mereka juga memperselisihkan tujuan perjalanan

yang membolehkan berbuka (demikian juga qashar dan menjamak

shalat). Apakah perjalanan tersebut harus bertujuan dalam

kerangka ketaatan kepada Allah, misalnya perjalanan haji,

silaturahmi, belajar, atau termasuk juga perjalanan bisnis dan

mubah (yang dibolehkan) seperti wisata dan sebagainya? Agaknya

alasan yang memasukkan hal-hal di atas sebagai membolehkan

berbuka, lebih kuat, kecuali jika perjalanan tersebut untuk

perbuatan maksiat, maka tentu yang bersangkutan tidak

memperoleh izin untuk berbuka dan atau menjamak shalatnya.

Bagaimana mungkin orang yang durhaka memperoleh rahmat

kemudahan dari Allah Swt.?



Juga diperselisihkan apakah yang lebih utama bagi seorang

musafir, berpuasa atau berbuka? Imam Malik dan imam Syafi'i

menilai bahwa berpuasa lebih utama dan lebih baik bagi yang

mampu, tetapi sebagian besar ulama bermazhab Maliki dan

Syafi'i menilai bahwa hal ini sebaiknya diserahkan kepada

masing-masing pribadi, dalam arti apa pun pilihannya, maka

itulah yang lebih baik dan utama. Pendapat ini dikuatkan oleh

sebuah riwayat dari imam Bukhari dan Muslim melalui Anas bin

Malik yang menyatakan bahwa, "Kami berada dalam perjalanan di

bulan Ramadhan, ada yang berpuasa dan adapula yang tidak

berpuasa. Nabi tidak mencela yang berpuasa, dan tidak juga

(mereka) yang tidak berpuasa."



Memang ada juga ulama yang beranggapan bahwa berpuasa lebih

baik bagi orang yang mampu. Tetapi, sebaliknya, ada pula yang

menilai bahwa berbuka lebih baik dengan alasan, ini adalah

izin Allah. Tidak baik menolak izin dan seperti penegasan

Al-Quran sendiri dalam konteks puasa, "Allah menghendaki

kemudahan untuk kamu dan tidak menghendaki kesulitan."



Bahkan ulama-ulama Zhahiriyah dan Syi'ah mewajibkan berbuka,

antara lain berdasar firman-Nya dalam lanjutan ayat di atas,

yaitu:



c. Fa 'iddatun min ayyamin ukhar (sebanyak hari yang

ditinggalkan itu pada hari-hari lain).



Ulama keempat mazhab Sunnah menyisipkan kalimat untuk

meluruskan redaksi di atas, sehingga terjemahannya lebih

kurang berbunyi, "Barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan

(dan ia tidak berpuasa), maka (wajib baginya berpuasa)

sebanyak hari-hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang

lain."



Kalimat "lalu ia tidak berpuasa" adalah sisipan yang oleh

ulama perlu adanya, karena terdapat sekian banyak hadis yang

membolehkan berpuasa dalam perjalanan, sehingga kewajiban

mengganti itu, hanya ditujukan kepada para musafir dan orang

yang sakit tetapi tidak berpuasa.



Sisipan semacam ini ditolak oleh ulama Syi'ah dan Zhahiriyah,

sehingga dengan demikian --buat mereka-- menjadi wajib bagi

orang yang sakit dan dalam perjalanan untuk tidak berpuasa,

dan wajib pula menggantinya pada hari-hari yang lain seperti

bunyi harfiah ayat di atas.



Apakah membayar puasa yang ditinggalkan itu harus

berturut-turut? Ada sebuah hadis --tetapi dinilai lemah-- yang

menyatakan demikian. Tetapi ada riwayat lain melalui Aisyah

r.a. yang menginformasikan bahwa memang awalnya ada kata pada

ayat puasa yang berbunyi mutatabi'at, yang maksudnya

memerintahkan penggantian (qadha') itu harus dilakukan

bersinambung tanpa sehari pun berbuka sampai selesainya jumlah

yang diwajibkan. Tetapi kata mutatabi'at dalam fa 'iddatun min

ayyamin ukhar mutatabi'at yang berarti berurut atau

bersinambung itu, kemudian dihapus oleh Allah Swt. Sehingga

akhirnya ayat tersebut tanpa kata ini, sebagaimana yang

tercantum dalam Mushaf sekarang.



Meng-qadha' (mengganti) puasa, apakah harus segera, dalam arti

harus dilakukannya pada awal Syawal, ataukah dapat

ditangguhkan sampai sebelum datangnya Ramadhan berikut? Hanya

segelintir kecil ulama yang mengharuskan sesegera mungkin,

namun umumnya tidak mengharuskan ketergesaan itu, walaupun

diakui bahwa semakin cepat semakin baik. Nah, bagaimana kalau

Ramadhan berikutnya sudah berlalu, kemudian kita tidak sempat

menggantinya, apakah ada kaffarat akibat keterlambatan itu?

Imam Malik, Syafi'i, dan Ahmad, berpendapat bahwa di samping

berpuasa, ia harus membayar kaffarat berupa memberi makan

seorang miskin; sedangkan imam Abu Hanifah tidak mewajibkan

kaffarat dengan alasan tidak dicakup oleh redaksi ayat di

atas.



PUASA (2/2)



d. Wa 'alal ladzina yuthiqunahu fidyatun tha'amu

miskin (Dan wajib bagi orang yang berat

menjalankannya membayar fidyah, (yaitu): memberi

makan seorang miskin) (QS Al-Baqarah [2]: 184).



Penggalan ayat ini diperselisihkan maknanya oleh banyak ulama

tafsir. Ada yang berpendapat bahwa pada mulanya Allah Swt.

memberi alternatif bagi orang yang wajib puasa, yakni berpuasa

atau berbuka dengan membayar fidyah. Ada juga yang be~pendapat

bahwa ayat ini berbicara tentang para musafir dan orang sakit,

yakni bagi kedua kelompok ini terdapat dua kemungkinan:

musafir dan orang yang merasa berat untuk berpuasa, maka

ketika itu dia harus berbuka; dan ada juga di antara mereka,

yang pada hakikatnya mampu berpuasa, tetapi enggan karena

kurang sehat dan atau dalam perjalanan, maka bagi mereka

diperbolehkan untuk berbuka dengan syarat membayar fidyah.



Pendapat-pendapat di atas tidak populer di kalangan mayoritas

ulama. Mayoritas memahami penggalan ini berbicara tentang

orang-orang tua atau orang yang mempunyai pekerjaan yang

sangat berat, sehingga puasa sangat memberatkannya, sedang ia

tidak mempunyai sumber rezeki lain kecuali pekerjaan itu. Maka

dalam kondisi semacam ini. mereka diperbolehkan untuk tidak

berpuasa dengan syarat membayar fidyah. Demikian juga halnya

terhadap orang yang sakit sehingga tidak dapat berpuasa, dan

diduga tidak akan sembuh dari penyakitnya. Termasuk juga dalam

pesan penggalan ayat di atas adalah wanita-wanita hamil dan

atau menyusui. Dalam hal ini terdapat rincian sebagai berikut:



Wanita yang hamil dan menyusui wajib membayar fidyah dan

mengganti puasanya di hari lain, seandainya yang mereka

khawatirkan adalah janin atau anaknya yang sedang menyusui.

Tetapi bila yang mereka khawatirkan diri mereka, maka mereka

berbuka dan hanya wajib menggantinya di hari lain, tanpa harus

membayar fidyah.



Fidyah dimaksud adalah memberi makan fakir/miskin setiap hari

selama ia tidak berpuasa. Ada yang berpendapat sebanyak

setengah sha' (gantang) atau kurang lebih 3,125 gram gandum

atau kurma (makanan pokok). Ada juga yang menyatakan satu mud

yakni sekitar lima perenam liter, dan ada lagi yang

mengembalikan penentuan jumlahnya pada kebiasaan yang berlaku

pada setiap masyarakat.



e. Uhilla lakum lailatash-shiyamir-rafatsu ila

nisa'ikum (Dihalalkan kepada kamu pada malam Ramadhan

bersebadan dengan istri-istrimu) (QS Al-Baqarah [2]:

187)



Ayat ini membolehkan hubungan seks (bersebadan) di malam hari

bulan Ramadhan, dan ini berarti bahwa di siang hari Ramadhan,

hubungan seks tidak dibenarkan. Termasuk dalam pengertian

hubungan seks adalah "mengeluarkan sperma" dengan cara apa

pun. Karena itu walaupun ayat ini tak melarang ciuman, atau

pelukan antar suami-istri, namun para ulama mengingatkan bahwa

hal tersebut bersifat makruh, khususnya bagi yang tidak dapat

menahan diri, karena dapat mengakibatkan keluarnya sperma.

Menurut istri Nabi, Aisyah r.a., Nabi Saw. pernah mencium

istrinya saat berpuasa. Nah, bagi yang mencium atau apa pun

selain berhubungan seks, kemudian ternyata "basah", maka

puasanya batal; ia harus menggantinya pada hari 1ain. Tetapi

mayoritas ulama tidak mewajibkan yang bersangkutan membayar

kaffarat, kecuali jika ia melakukan hubungan seks (di siang

hari), dan kaffaratnya dalam hal ini berdasarkan hadis Nabi

adalah berpuasa dua bulan berturut-turut. Jika tidak mampu,

maka ia harus memerdekakan hamba. Jika tidak mampu juga, maka

ia harus memberi makan enam puluh orang miskin.



Bagi yang melakukan hubungan seks di malam hari, tidak harus

mandi sebelum terbitnya fajar. Ia hanya berkewajiban mandi

sebelum terbitnya matahari --paling tidak dalam batas waktu

yang memungkinkan ia shalat subuh dalam keadaan suci pada

waktunya. Demikian pendapat mayoritas ulama.



f. Wakulu wasyrabu hatta yatabayyana lakumul khaith

al-abyadhu minal khaithil aswadi minal fajr (Makan

dan minumlah sampai terang bagimu benang putih dan

benang hitam, yaitu fajar).



Ayat ini membolehkan seseorang untuk makan dan minum (juga

melakukan hubungan seks) sampai terbitnya fajar.



Pada zaman Nabi, beberapa saat sebelum fajar, Bilal

mengumandangkan azan, namun beliau mengingatkan bahwa bukan

itu yang dimaksud dengan fajar yang mengakibatkan larangan di

atas. Imsak yang diadakan hanya sebagai peringatan dan

persiapan untuk tidak lagi melakukan aktivitas yang terlarang.

Namun bila dilakukan, maka dari segi hukum masih dapat

dipertanggungjawabkan selama fajar (waktu subuh belum masuk).

Perlu dingatkan, bahwa hendaknya kita jangan terlalu

mengandalkan azan, karena boleh jadi muazin mengumandangkan

azannya setelah berlalu beberapa saat dari waktu subuh. Karena

itu sangat beralasan untuk menghentikan aktivitas tersebut

saat imsak.



g. Tsumma atimmush shiyama ilal lail (Kemudian

sempurnakanlah puasa itu sampai malam).



Penggalan ayat ini datang setelah ada izin untuk makan dan

minum sampai dengan datangnya fajar.



Puasa dimulai dengan terbitnya fajar, dan berakhir dengan

datangnya malam. Persoalan yang juga diperbincangkan oleh para

ulama adalah pengertian malam. Ada yang memahami kata malam

dengan tenggelamnya matahari walaupun masih ada mega merah,

dan ada juga yang memahami malam dengan hilangnya mega merah

dan menyebarnya kegelapan. Pendapat pertama didukung oleh

banyak hadis Nabi Saw., sedang pendapat kedua dikuatkan oleh

pengertian kebahasaan dari lail yang diterjemahkan "malam".

Kata lail berarti "sesuatu yang gelap" karenanya rambut yang

berwarna hitam pun dinamai lail.



Pendapat pertama sejalan juga dengan anjuran Nabi Saw. untuk

mempercepat berbuka puasa, dan memperlambat sahur pendapat

kedua sejalan dengan sikap kehatian-hatian karena khawatir

magrib sebenarnya belum masuk.



Demikian sedikit dari banyak aspek hukum yang dicakup oleh

ayat-ayat yang berbicara tentang puasa Ramadhan.



TUJUAN BERPUASA



Secara jelas Al-Quran menyatakan bahwa tujuan puasa yang

hendaknya diperjuangkan adalah untuk mencapai ketakwaan atau

la'allakum tattaqun. Dalam rangka memahami tujuan tersebut

agaknya perlu digarisbawahi beberapa penjelasan dari Nabi Saw.

misalnya, "Banyak di antara orang yang berpuasa tidak

memperoleh sesuatu daripuasanya, kecuali rasa lapar dan

dahaga."



Ini berarti bahwa menahan diri dari lapar dan dahaga bukan

tujuan utama dari puasa. Ini dikuatkan pula dengan firman-Nya

bahwa "Allah menghendaki untuk kamu kemudahan bukan

kesulitan."



Di sisi lain, dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman,

"Semua amal putra-putri Adam untuk dirinya, kecuali puasa.

Puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang memberi ganjaran atasnya."



Ini berarti pula bahwa puasa merupakan satu ibadah yang unik.

Tentu saja banyak segi keunikan puasa yang dapat dikemukakan,

misalnya bahwa puasa merupakan rahasia antara Allah dan

pelakunya sendiri. Bukankah manusia yang berpuasa dapat

bersembunyi untuk minum dan makan? Bukankah sebagai insan,

siapa pun yang berpuasa, memiliki keinginan untuk makan atau

minum pada saat-saat tertentu dari siang hari puasa? Nah,

kalau demikian, apa motivasinya menahan diri dan keinginan

itu? Tentu bukan karena takut atau segan dari manusia, sebab

jika demikian, dia dapat saja bersembunyi dari pandangan

mereka. Di sini disimpulkan bahwa orang yang berpuasa,

melakukannya demi karena Allah Swt. Demikian antara lain

penjelasan sementara ulama tentang keunikan puasa dan makna

hadis qudsi di atas.



Sementara pakar ada yang menegaskan bahwa puasa dilakukan

manusia dengan berbagai motif, misalnya, protes, turut

belasungkawa, penyucian diri, kesehatan, dan sebagai-nya.

Tetapi seorang yang berpuasa Ramadhan dengan benar, sesuai

dengan cara yang dituntut oleh Al-Quran, maka pastilah ia akan

melakukannya karena Allah semata.



Di sini Anda boleh bertanya, "Bagaimana puasa yang demikian

dapat mengantarkan manusia kepada takwa?" Untuk menjawabnya

terlebih dahulu harus diketahui apa yang dimaksud dengan

takwa.



PUASA DAN TAKWA



Takwa terambil dari akar kata yang bermakna menghindar,

menjauhi, atau menjaga diri. Kalimat perintah ittaqullah

secara harfiah berarti, "Hindarilah, jauhilah, atau jagalah

dirimu dari Allah"



Makna ini tidak lurus bahkan mustahil dapat dilakukan makhluk.

Bagaimana mungkin makhluk menghindarkan diri dari Allah atau

menjauhi-Nya, sedangkan "Dia (Allah) bersama kamu di mana pun

kamu berada." Karena itu perlu disisipkan kata atau kalimat

untuk meluruskan maknanya. Misalnya kata siksa atau yang

semakna dengannya, sehingga perintah bertakwa mengandung arti

perintah untuk menghindarkan diri dari siksa Allah.



Sebagaimana kita ketahui, siksa Allah ada dua macam.



a. Siksa di dunia akibat pelanggaran terhadap

hukum-hukum Tuhan yang ditetapkan-Nya berlaku di alam

raya ini, seperti misalnya, "Makan berlebihan dapat

menimbulkan penyakit," "Tidak mengendalikan diri

dapat menjerumuskan kepada bencana", atau "Api panas,

dan membakar", dan hukum-hukum alam dan masyarakat

lainnya.



b. Siksa di akhirat, akibat pelanggaran terhadap

hukum syariat, seperti tidak shalat, puasa, mencuri,

melanggar hak-hak manusia, dan 1ain-lain yang dapat

mengakibatkan siksa neraka.



Syaikh Muhammad Abduh menulis, "Menghindari siksa atau hukuman

Allah, diperoleh dengan jalan menghindarkan diri dari segala

yang dilarangnya serta mengikuti apa yang diperintahkan-Nya.

Hal ini dapat terwujud dengan rasa takut dari siksaan dan atau

takut dari yang menyiksa (Allah Swt ). Rasa takut ini, pada

mulanya timbul karena adanya siksaan, tetapi seharusnya ia

timbul karena adanya Allah Swt. (yang menyiksa)."



Dengan demikian yang bertakwa adalah orang yang merasakan

kehadiran Allah Swt. setiap saat, "bagaikan melihat-Nya atau

kalau yang demikian tidak mampu dicapainya, maka paling tidak,

menyadari bahwa Allah melihatnya," sebagaimana bunyi sebuah

hadis.



Tentu banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencapai hal

tersebut, antara 1ain dengan jalan berpuasa. Puasa seperti

yang dikemukakan di atas adalah satu ibadah yang unik.

Keunikannya antara lain karena ia merupakan upaya manusia

meneladani Allah Swt.



PUASA MENELADANI SIFAT-SIFAT ALLAH



Beragama menurut sementara pakar adalah upaya manusia

meneladani sifat-sifat Allah, sesuai dengan kedudukan manusia

sebagai makhluk. Nabi Saw. memerintahkan, "Takhallaqu bi

akhlaq Allah" (Berakhlaklah (teladanilah) sifat-sifat Allah).



Di sisi lain, manusia mempunyai kebutuhan beraneka ragam, dan

yang terpenting adalah kebutuhan fa'ali, yaitu makan, minum,

dan hubungan seks. Allah Swt. memperkenalkan diri-Nya antara

lain sebagai tidak mempunyai anak atau istri:



Bagaimana Dia memiliki anak, padahal Dia tidak

memiliki istri? (QS Al-An'am [6]: 101)



Dan sesungguhnya Mahatinggi kebesaran Tuhan kami. Dia

tidak beristri dan tidak pula beranak (QS Al-Jin

[72]: 3).



Al-Quran juga memerintahkan Nabi Saw. untuk menyampaikan,



Apakah aku jadikan pelindung selain Allah yang

menjadikan langit dan bumi padahal Dia memberi makan

dan tidak diberi makan...? (QS Al-An'am [6]: 14).



Dengan berpuasa, manusia berupaya dalam tahap awal dan minimal

mencontohi sifat-sifat tersebut. Tidak makan dan tidak minum,

bahkan memberi makan orang lain (ketika berbuka puasa), dan

tidak pula berhubungan seks, walaupun pasangan ada.



Tentu saja sifat-sifat Allah tidak terbatas pada ketiga hal

itu, tetapi mencakup paling tidak sembilan puluh sembilan

sifat yang kesemuanya harus diupayakan untuk diteladani sesuai

dengan kemampuan dan kedudukan manusia sebagai makhluk ilahi.

Misalnya Maha Pengasih dan Penyayang, Mahadamai, Mahakuat,

Maha Mengetahui, dan lain-lain. Upaya peneladanan ini dapat

mengantarkan manusia menghadirkan Tuhan dalam kesadarannya,

dan bila hal itu berhasil dilakukan, maka takwa dalam

pengertian di atas dapat pula dicapai.



Karena itu, nilai puasa ditentukan oleh kadar pencapaian

kesadaran tersebut --bukan pada sisi lapar dan dahaga--

sehingga dari sini dapat dimengerti mengapa Nabi Saw.

menyatakan bahwa, "Banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak

memperoleh dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga."



PUASA UMAT TERDAHULU



Puasa telah dilakukan oleh umat-umat terdahulu. Kama kutiba

'alal ladzina min qablikum (Sebagaimana diwajibkan atas

(umat-umat) yang sebelum kamu). Dari segi ajaran agama, para

ulama menyatakan bahwa semua agama samawi, sama dalam

prinsip-prinsip pokok akidah, syariat, serta akhlaknya. Ini

berarti bahwa semua agama samawi mengajarkan keesaan Allah,

kenabian, dan keniscayaan hari kemudian. Shalat, puasa, zakat,

dan berkunjung ke tempat tertentu sebagai pendekatan kepada

Allah adalah prinsip-prinsip syariat yang dikenal dalam

agama-agama samawi. Tentu saja cara dan kaifiatnya dapat

berbeda, namun esensi dan tujuannya sama.



Kita dapat mempertanyakan mengapa puasa menjadi kewajiban bagi

umat islam dan umat-umat terdahulu?



Manusia memiliki kebebasan bertindak memilih dan memilah

aktivitasnya, termasuk dalam hal ini, makan, minum, dan

berhubungan seks. Binatang --khususnya binatang-binatang

tertentu-- tidak demikian. Nalurinya telah mengatur ketiga

kebutuhan pokok itu, sehingga --misalnya-- ada waktu atau

musim berhubungan seks bagi mereka. Itulah hikmah Ilahi demi

memelihara kelangsungan hidup binatang yang bersangkutan, dan

atau menghindarkannya dari kebinasaan.



Manusia sekali lagi tidak demikian. Kebebasan yang dimilikinya

bila tidak terkendalikan dapat menghambat pelaksanaan fungsi

dan peranan yang harus diembannya. Kenyataan menunjukkan bahwa

orang-orang yang memenuhi syahwat perutnya melebihi kadar yang

diperlukan, bukan saja menjadikannya tidak lagi menikmati

makanan atau minuman itu, tetapi juga menyita aktivitas

lainnya kalau enggan berkata menjadikannya lesu sepanjang

hari.



Syahwat seksual juga demikian. Semakin dipenuhi semakin haus

bagaikan penyakit eksim semakin digaruk semakin nyaman dan

menuntut, tetapi tanpa disadari menimbulkan borok.



Potensi dan daya manusia --betapa pun besarnya-- memiliki

keterbatasan, sehingga apabila aktivitasnya telah digunakan

secara berlebihan ke arah tertentu --arah pemenuhan kebutuhan

faali misalnya-- maka arah yang lain, --mental spiritual--

akan terabaikan. Nah, di sinilah diperlukannya pengendalian.



Sebagaimana disinggung di atas, esensi puasa adalah menahan

atau mengendalikan diri. Pengendalian ini diperlukan oleh

manusia, baik secara individu maupun kelompok. Latihan dan

pengendalian diri itulah esensi puasa.



Puasa dengan demikian dibutuhkan oleh semua manusia, kaya atau

miskin, pandai atau bodoh, untuk kepentingan pribadi atau

masyarakat. Tidak heran jika puasa telah dikenal oleh

umat-umat sebelum umat Islam, sebagaimana diinformasikan oleh

Al-Quran.



Dari penjelasan ini, kita dapat melangkah untuk menemukan

salah satu jawaban tentang rahasia pemilihan bentuk redaksi

pasif dalam menetapkan kewajiban puasa. Kutiba 'alaikumush

shiyama (diwajibkan atas kamu puasa), tidak menyebut siapa

yang mewajibkannya?



Bisa saja dikatakan bahwa pemilihan bentuk redaksi tersebut

disebabkan karena yang mewajibkannya sedemikian jelas dalam

hal ini adalah Allah Swt. Tetapi boleh jadi juga untuk

mengisyaratkan bahwa seandainya pun bukan Allah yang

mewajibkan puasa, maka manusia yang menyadari manfaat puasa,

dan akan mewajibkannya atas dirinya sendiri. Terbukti motivasi

berpuasa (tidak makan atau mengendalikan diri) yang selama ini

dilakukan manusia, bukan semata-mata atas dorongan ajaran

agama. Misalnya demi kesehatan, atau kecantikan tubuh, dan

bukankah pula kepentingan pengendalian diri disadari oleh

setiap makhluk yang berakal?



Di sisi lain bukankah Nabi Saw. bersabda, "Seandainya umatku

mengetahui (semua keistimewaan) yang dikandung oleh Ramadhan,

niscaya mereka mengharap seluruh bulan menjadi Ramadhan."



KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN



Dalam rangkaian ayat-ayat yang berbicara tentang puasa, Allah

menjelaskan bahwa Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan. Dan

pada ayat lain dinyatakannya bahwa Al-Quran turun pada malam

Qadar,



Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada

Lailat Al-Qadr.



Ini berarti bahwa di bulan Ramadhan terdapat malam Qadar itu,

yang menurut Al-Quran lebih baik dari seribu bulan. Para

malaikat dan Ruh (Jibril) silih berganti turun seizin Tuhan,

dan kedamaian akan terasa hingga terbitnya fajar.



Di sisi lain --sebagaimana disinggung pada awal uraian-- bahwa

dalam rangkaian ayat-ayat puasa Ramadhan, disisipkan ayat yang

mengandung pesan tentang kedekatan Allah Swt. kepada

hamba-hamba-Nya serta janji-Nya untuk mengabulkan doa --siapa

pun yang dengan tulus berdoa.



Dari hadis-hadis Nabi diperoleh pula penjelasan tentang

keistimewaan bulan suci ini. Namun seandainya tidak ada

keistimewaan bagi Ramadhan kecuali Lailat Al-Qadr, maka hal

itu pada hakikatnya telah cukup untuk membahagiakan manusia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pengertian Internet dan Sejarah Internet



Apakah Pengertian Internet itu? Internet sendiri berasal dari kata International Networking, yang maksudnya adalah dua komputer atau lebih yang saling berhubungan kemudian membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer di dunia (internasional), yang saling berinteraksi dan juga saling bertukar informasi, sedangkan pengertian menurut segi ilmu pengetahuan, internet adalah sebuah perpustakaan besar yang didalamnya terdapat jutaan (bahkan milyaran) informasi atau data yang dapat berupa teks, grafik, audio maupun animasi dan lain lain dalam bentuk media elektronik. Semua orang bisa berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja serta dari mana saja, jika dilihat dari segi komunikasi, internet adalah sarana yang sangat efektif dan efesien untuk melakukan pertukaran informasi jarak jauh maupun jarak dekat, seperti di dalam lingkungan perkantoran, tempat pendidikan, atapun instansi terkait.
Pada awalnya internet adalah suatu jarangan komputer yang dibentuk oleh Departemen Amerika Serikat pada awal tahun 60 an, pada waktu itu mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer berbabis UNIX bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon.
Dulunya internet dikenal sebagai suatu wadah bagi para peneliti untuk saling bertukar informasi yang kemudian dimanfaatkan oleh perusahaan komersil sebagai sarana bisnis mereka, dan pada saat ini pengguna internet tersebar di seluruh dunia telah mencapai jumlah lebih dari dua ratus lima puluh juta orang, dan jumlah itu masih akan terus bertambah lagi.
Bertambahnya jumlah pengguna akses internet tersebut memang sangat wajar sekali, saat ini internet bukan hanya digunakan sebagai sarana komunikasi atau pun sarana mencari informasi saja, tetapi juga telah digunakan sebagai sarana untuk mencari uang. Harga tarif akses internet pun saat ini juga telah lebih murah jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. dan pengguna akses internet pun bukan hanya orang yang berada di wilayah perkotaan saja, orang yang tinggal di pedesaan pun juga dapat mengakses internet.

Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.
Daftar kejadian penting
Tahun Kejadian
1957
Uni Soviet (sekarang Rusia) meluncurkan wahana luar angkasa, Sputnik.

1958
Sebagai buntut dari "kekalahan" Amerika Serikat dalam meluncurkan wahana luar angkasa, dibentuklah sebuah badan di dalam Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Advanced Research Projects Agency (ARPA), yang bertujuan agar Amerika Serikat mampu meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi negara tersebut. Salah satu sasarannya adalah teknologi komputer.

1962
J.C.R. Licklider menulis sebuah tulisan mengenai sebuah visi di mana komputer-komputer dapat saling dihubungkan antara satu dengan lainnya secara global agar setiap komputer tersebut mampu menawarkan akses terhadap program dan juga data. Di tahun ini juga RAND Corporation memulai riset terhadap ide ini (jaringan komputer terdistribusi), yang ditujukan untuk tujuan militer.
Awal 1960-an Teori mengenai packet-switching dapat diimplementasikan dalam dunia nyata.
Pertengahan 1960-an ARPA mengembangkan ARPANET untuk mempromosikan "Cooperative Networking of Time-sharing Computers", dengan hanya empat buah host komputer yang dapat dihubungkan hingga tahun 1969, yakni Stanford Research Institute, University of California, Los Angeles, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah.

1965
Istilah "Hypertext" dikeluarkan oleh Ted Nelson.

1968
Jaringan Tymnet dibuat.

1971
Anggota jaringan ARPANET bertambah menjadi 23 buah node komputer, yang terdiri atas komputer-komputer untuk riset milik pemerintah Amerika Serikat dan universitas.
1972
Sebuah kelompok kerja yang disebut dengan International Network Working Group (INWG) dibuat untuk meningkatkan teknologi jaringan komputer dan juga membuat standar-standar untuk jaringan komputer, termasuk di antaranya adalah Internet. Pembicara pertama dari organisasi ini adalah Vint Cerf, yang kemudian disebut sebagai "Bapak Internet"

1972-1974
Beberapa layanan basis data komersial seperti Dialog, SDC Orbit, Lexis, The New York Times DataBank, dan lainnya, mendaftarkan dirinya ke ARPANET melalui jaringan dial-up.
1973
ARPANET ke luar Amerika Serikat: pada tahun ini, anggota ARPANET bertambah lagi dengan masuknya beberapa universitas di luar Amerika Serikat yakni University College of London dari Inggris dan Royal Radar Establishment di Norwegia.

1974
Vint Cerf dan Bob Kahn mempublikasikan spesifikasi detail protokol Transmission Control Protocol (TCP) dalam artikel "A Protocol for Packet Network Interconnection".
1974
Bolt, Beranet & Newman (BBN), pontraktor untuk ARPANET, membuka sebuah versi komersial dari ARPANET yang mereka sebut sebagai Telenet, yang merupakan layanan paket data publik pertama.
1977
Sudah ada 111 buah komputer yang telah terhubung ke ARPANET.
1978
Protokol TCP dipecah menjadi dua bagian, yakni Transmission Control Protocol dan Internet Protocol (TCP/IP).

1979
Grup diskusi Usenet pertama dibuat oleh Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, alumni dari Duke University dan University of North Carolina Amerika Serikat. Setelah itu, penggunaan Usenet pun meningkat secara drastis.
Di tahun ini pula, emoticon diusulkan oleh Kevin McKenzie.

Awal 1980-an Komputer pribadi (PC) mewabah, dan menjadi bagian dari banyak hidup manusia.
Tahun ini tercatat ARPANET telah memiliki anggota hingga 213 host yang terhubung.
Layanan BITNET (Because It's Time Network) dimulai, dengan menyediakan layanan e-mail, mailing list, dan juga File Transfer Protocol (FTP).
CSNET (Computer Science Network) pun dibangun pada tahun ini oleh para ilmuwan dan pakar pada bidang ilmu komputer dari Purdue University, University of Washington, RAND Corporation, dan BBN, dengan dukungan dari National Science Foundation (NSF). Jaringan ini menyediakan layanan e-mail dan beberapa layanan lainnya kepada para ilmuwan tersebut tanpa harus mengakses ARPANET.
1982 Istilah "Internet" pertama kali digunakan, dan TCP/IP diadopsi sebagai protokol universal untuk jaringan tersebut.
Name server mulai dikembangkan, sehingga mengizinkan para pengguna agar dapat terhubung kepada sebuah host tanpa harus mengetahui jalur pasti menuju host tersebut.
Tahun ini tercatat ada lebih dari 1000 buah host yang tergabung ke Internet.
1986 Diperkenalkan sistem nama domain, yang sekarang dikenal dengan DNS(Domain Name System)yang berfungsi untuk menyeragamkan sistem pemberian nama alamat di jaringan komputer.
2009 Diperkenalkan sistem bernama bennydolo, berfungsi membasmi virus spyware
14 November 2009 Diciptakan sistem bernama najmici-umsabila, berfungsi memproteksi komputer dari malware


Sejarah Internet dan Perkembangan Internet
Sejarah dari adanya intenet dimulai pada tahun 1969 ketika itu Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency(DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana cara menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik.
Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.

Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat.
Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web.
Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Sejarah Pembentukan Bumi dan Perkembangannya


Teori Terjadinya Bumi dan Tata Surya

Bumi terbentuk miliaran tahun lalu, tetapi permukaan Bumi telah banyak mengalami proses perkembangan dan perubahan sepanjang masa. Perubahan tersebut bersifat cepat maupun lambat. Penyebab perubahan tersebut adalah gaya dari dalam bumi (Endogen) dan tenaga dari luar Bumi (eksogen).

Bumi merupakan bagian dari sistem galaksi yang berada di jagat raya, yaitu galaksi Bimasakti. Tahukah kamu apa yang disebut dengan galaksi? Dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, dimana anggotanya mempunyai gaya tarik-menarik (gravitasi). Bumi yang kita tempati hanya bagian kecil saja dari galaksi Bimasakti, yaitu bagian dari tata surya dengan matahari sebagai pusatnya.

Bimasakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 5m di Observatorium Hale mungkin sampai kira-kira satu miliar galaksi. Galaksi-galaksi inilah pengisi jagat raya.

1. Teori Kabut Kant-Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.

2. Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.

Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.

3. Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.

4. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.

5. Teori Dentuman besar (Big Bang Theory)
Teori ini berdasarkan jenis asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis sangat besar. Adanya reaksi inti menyebabkan amssa tersebut meledak hebat. Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat, menjauhi pusat ledakan. Karena adanya gravitasi, maka bintang yang paling kuat gravitasinya akan menjadi pusatnya.
Dari berbagai teori yang dikemukakan para ahli, kebanyakan ilmuwan mendukung teori dentuman besar. Menurut mereka, ledakan besar tersebut merupakan awal terbentuknya alam semesta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

SEJARAH AREMANIA


Arema dan Arema Fans Club
PS Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987 oleh H. Acub Zaenal dan Ir. Lucky Zaenal. Dari awalnya Arema klub swasta. Pada waktu Arema berdiri Liga Indonesia dibagi dua: liga untuk klub semi-profesional bernama Galatama dan Liga klub Perserikatan. Klub-klub Perserikatan tergantung pada pemerintah daerah untuk dana. Sementara klub Galatama tergantung pada sponsor swasta. Walaupun Arema belum pernah juara selama zaman Ligina, Arema juara Galatama pada tahun 1993. Pada tahun 1994 klub semi-profesional digabungkan dengan klub Perserikatan untuk menjadi Ligina.

Pada tahun 1988 yayasan Arema Fans Club (AFC) berdiri. Ketua pertamanya adalah Ir. Lucky Zaenal. Pada awalnya ada 13 korwil. Setiap korwil adalah pengurus hal suporter Arema di sebuah kampung atau daerah di Malang.


Di artikel “Aremania Junjung Sportivitas” diterbitkan di Bestari, no.156, 2001 diceritakan bahwa menurut suporter Arema, AFC itu sangat individual, yaitu berkaitan dengan hubungan antara suporter dengan suporter lain. Akibatnya AFC terhadap kesulitan mendorong kerukunan suporter. AFC pernah dianggap sebagai yayasan yang terlalu ekslusif maupun kelas menengah untuk diterima oleh kebanyakan suporter Arema.

Sekitar tahun 1994 AFC dibubarkan. Menurut Lucky Zaenal itu karena banyak kesibukan dan soal generasi. Walaupun keadaan tokoh-tokoh AFC pasti mempengaruhi keruntuhan AFC, harus ditanyakan mengapa AFC tidak diteruskan oleh kelompok atau orang baru. Mungin itu tidak terjadi karena sudah jelas bahwa AFC tidak didukung oleh suporter. Barangkali tokoh-tokoh AFC sadar pada fakta itu. Makanya mantan-tokoh AFC langsung terlibat dalam proses mengembangkan nama dan simbol yang akan mempersatukan suporter. Memang tidak semua inisiatif AFC gagal. Harus diingatkan bahwa dengan AFC mulai sistem organisasi suporter yang berdasarkan pada korwil. Korwil-korwil tidak hilang dengan kematian AFC tetapi jumlahnya bertambah. Di samping itu AFC berdiri dalam konteks keras yaitu pada waktu geng-geng pemuda Malang merupakan para suporter Arema.

Brutalisme ke Hooliganisme
Ada dua istilah yang dipakai untuk menggambarkan suporter yang tidak sportif dan membuat kerusuhan: suporter brutal dan hooligan. Artinya dua istilah hampir sama. Perbedaan antara dua istilah itu hanya soal konteks. Istilah hooligan itu berasal di luar konteks Indonesia dan bersifat perbandingan. Istilah suporter brutal lebih sering dipakai dalam konteks Indonesia. Hooligan sama dengan suporter brutal karena yang jelas kegiatannya berdasarkan pada egoisme buruk. Seorang hooligan mau membuat kerusuhan dan kekerasan untuk membesarkan egonya. Seorang hooligan tidak ikut pertandingan untuk menikmati sepak bola tetapi untuk membuat kericuhan. Seorang Hooligan adalah musuh perkembangan sepak bola apalagi komunitas suporter murni. Akhirnya kalau memakai contoh suporter brutal Arema kelihatannya perbedaan antara dua istilah hanya soal konteks.

Suporter Arema menjadi terkenal atas brutalisme antara waktu Arema berdiri dan pertengahan tahun 1990-an. Ada kekerasan antara suporter walaupun Arema menang atau kalah. Pada waktu itu beberapa geng pemuda merupakan para suporter Arema. Setiap kampung memiliki geng sendiri. Yang berikutnya adalah daftar nama geng-geng Malang sama tempat asalnya kalau ada.

Nama Geng Tempat Asal
Aregrek Sekitar Jl. Basuki Rachmat
Arnak (Armada Nakal) Sukun
Anker (Anak Keras) Jodipan
Argom (Armada Gombal) Kidul Dalem
Arpanja (Arek Panjaitan) Betek
Fanhalen (Federasi Anak Nakal Halangan) Claket
SAS (Sarang Anak Setan)
Geng Inggris Kasin Jrot
Ermera
Saga (Sumbersari Anak Ganas)

Geng-geng ini membuat suasana menakutkan di stadion. Tempat pertandingan menjadi kesempatan untuk geng-geng tersebut membuktikan siapa yang paling keras. Persaingan keras antara geng-geng terjadi walaupun semuanya medukung Arema. Jadi semua upaya untuk membuat suporter Arema rukun dan kompak dihalangi. Tawuran terjadi antara suporter Malang dan suporter dari luar tetapi juga di antara para suporter Arema sendiri. Bentrokan tidak terjadi karena provokasi tetapi disebab oleh suasana brutalisme ditimbulkan suporter Malang. Masih diingatkan oleh suporter Arema (dengan malu) bahwa suporter Malang brutal sebelum suporter Surabaya menjadi brutal. Akhinrya, waktu antara 1987 dan pertengahan tahun 1990-an suporter Arema membuktikan bahwa mereka bisa mengimbangi egoisme Hooligan Inggris. Suporter Malang menjadi terkenal sebagai Hooligan Indonesia. Sering selama akhir 1980-an dan awal 1990-an sering ada tawuran antara suporter Surabaya dan Malang. Sayangnya persaingan keras itu antara Bonek dan suporter Arema sulit dibatasi. Di Surabaya orang dari Malang diganggu dan kendaraan yang berplat N (plat Malang) dirusak.

Sementara di Malang kendaraan yang berplat L (plat Surabaya) mengalami hal yang serupa. Pada tahun 1992 ada semacam `sweeping’ menghadapi orang yang berKTP Surabaya. Polisi terpaksa melakukan operasi untuk menghentikan aski brutal itu. Akhirnya permusuhan berkembang antara orang kedua kota Jawa Timur tersebut melainkan antara suporter saja. Lagipula Bonek nama suporter Surabaya menjadi istilah berarti hooligan Indonesia. Jadi kata bonek yaitu yang tidak pakai huruf besar artinya hooligan walaupun Bonek itu berarti suporter Surabaya. Karena persaingan keras itu sering Aremania dan Bonek dianggap sama saja. Khususnya di luar Malang banyak orang yang bersikap bahwa Aremania adalah bonek juga. Banyak orang tidak membedakan antaranya. Selama tahun-tahun itu masyarakat Malang tutup jendela dan mengunci pintu kalau ada pertandingan Arema. Sekarang suporter Arema telah benar-benar maju tetapi terhadap peringatan masyarakat yang menganggap bahwa mereka masih brutal.

Aremania muncul
Pada pertengahan tahun 1990-an geng-geng Malang mulai luntur. Sementara itu istilah Aremania muncul sebagai nama para suporter Arema. Sebetulnya dua fenomena tersebut merupakan perubahan total dalam budaya pemuda Malang yang dikatalisasikan oleh beberapa tokoh. Di artikel `Aremania Mengukir Sejarah Baru’ diterbitkan di Bestari, no. 156, 2001 Gus Nul mantan pelatih Arema menceritakan bahwa walaupun kurang jelas dari mana istilah Aremania itu muncul, nama itu mempersatukan suporter Arema. Secara psichologis persamaan dasar antara Arema dan Aremania membuat suporter merasa bersatu. Kata Aremania bisa dibagi Arema dan Mania. Aremania itu muncul secara spontan dari suporter Malang yang mulai bosan dengan perkelahian geng-geng tersebut. Ada beberapa alasan untuk perubahan itu. Pertama-tama geng-geng mulai luntur karena soal generasi. Anggota geng walaupun masih muda selama akhir 1980-an, di pertengahan 1990-an lebih dewasa. Karena sudah lumayan tua mulai bosan dengan kegiatan geng.

Di samping itu, pada 1994 Ligina yang pertama dimulai dan PSSI mulai mendorong sepak bola Indonesia menjadi lebih profesional. Pemain asing mulai main untuk klub Indonesia. Itu termasuk upaya untuk menaikkan kualitas liga sepak bola. Pemain asing pernah main untuk Arema. Pernah ada pemain dari Afrika, Amerika Selatan, Korea Selatan dan juga Australia. Dari semua ini yang paling terkenal ada pemain dari Negara Chile bernama Rodriguez `Paco’ Rubio. Sekarang menurut suporter Malang dia semacam pahlawan sepak bola Arema. `Paco’ Rubio menembus gol lawan selama putaran Delapan Besar Ligina VI. Di samping itu, selama Ligina VII ada pemain dari Afrika namanya Frank Bob Manuel yang dengan sayang dipanggil `Bobby’ (selama Ligina VIII main untuk klub perserikatan Malang Persema). Selama Ligina VIII Jaime Rojas (mantan pemain Persema) juga berasal dari Chile masuk klub.

Dengan berupaya ke profesionalisme suporter mulai lebih tertarik pada permainan khususnya karena impor pemain luar negeri. Juga ada pemain lokal yang menjadi bintang. Misalnya Ahmad Junaedi selama Ligina VI tetapi setelah itu dia pindah ke Persebaya dan menjadi musuh suporter fanatik. Akhirnya mau kembali ke Arema dia ditolak oleh pengurus Arema. Daripada membeli Junaedi lagi mereka memilih mendidik pemain muda berasal dari Jawa Tengah bernama Johan Prasetyo. Johan Prasetyo telah menjadi bintang Aremaa. Selain Prasetyo ada Aji Santoso, pemain yang berpengalaman itu pernah main untuk timnas Indonesia. Karirnya setelah di Arema ke Persebaya dan kemudian ke PSM Makassar. Akhirnya main untuk Persema sebelum main di Arema lagi.

Dengan impor pemain asing dan perhatian pada pemain profesional orang Indonesia, yang berkembang antara para suporter Indonesia adalah minat pada sepak bola bukan fanatisme terhadap klub saja. Di artikel `Suporter Bergeser Jadi Football Minded’ diterbitkan di Jawa Pos 9 Maret 2002 perubahan sikap suporter digambarkan. Ternyata bahwa para penonton mulai memilih menonton pertandingan menurut suguhan kualitas sepak bolanya. Yaitu penonton mulai memilih pertandingan dengan lawan kualitas sepak bola tinggi. Barangkali suporter Indonesia dipengaruhi tayangan sepak bola dari luar negeri. Suporter mulai menuntut kualitas dari sepak bola Liga Indonesia.

Di samping itu perubahan suporter Malang didorong beberapa tokoh perintis Aremania. Sebenarnya munculnya generasi geng dapat dicegah karena upaya tokoh Aremania. Di artikel `Aremania Sebuah Gerakan Rakyat’ diterbitkan di Kompas, 1 April 2002 diceritakan bahwa suporter didorong oleh tokoh seperti Ovan Tobing, Lucky Zaenal, Iwan Kurniawan, Eko Subekti dan Leo Kailolo untuk menjadi suporter bersatu dan sportif. Pasti mereka sadar bahwa suporter brutal akan merugikan PS Arema, dan kalau klub Arema akan berusaha ke profesionalisme seharusnya suporter juga. Tokoh yang tersebut membantu membangun simbol klub Arema yang telah menjadi simbol suporter juga. Di artikel `Aremania junjung sportivitas’ diterbitkan di Bestari, no 156 2001 bahwa tokoh perintis ini mengusulkan Aremania dijuluki `Macan Putih’ atau `Singa Putih’ karena Arema berdiri pada 11 Agustus yang termasuk zodiak Leo. Kemudian secara spontan ada orang antaranya yang teriak `edan’. Mungkin itu mucul dari bagian belakang istilah Aremania yaitu `mania’. Kata `mania’ berarti edan.

Dari latar belakang nama Aremania dan simbol Singo Edan semacam bahasa Malang berkembang. Kata-kata bahasa Indonesia dan bahasa Jawa terbalik merupakan bahasa Malang atau fenomena Ngalamania. Misalnya Singo Edan menjadi Ongis Nade dan Orang Malang menjadi Genaro Ngalam. Di samping itu arek-arek Malang menjadi Kera-kera Ngalam. Surat kabar Radar Malang itu Jawa Pos-nya Kera Ngalam. Sekitar pertengahan tahun 1990-an suporter Arema mulai berubah. Citra negatif terhadap suporter Arema ada sampai sekarang tetapi selama beberapa tahun yang lalu Aremania pernah diakui sebagai suporter Indonesia terbaik.

Pada waktu ribuan suporter ke Jakarta untuk putaran Delapan Besar Ligina VI Ketua Umum PSSI Agum Gumelar terkesan oleh penampilan suporter Arema di Stadion Senayan. Dia mengakui Aremania sebagai suporter kreatif, sportif dan atraktif. Di samping itu PSSI pernah mengundang Yuli Sugianto (dirigen suporter Arema) untuk mewakili suporter Indonesia. Selama Ligina VII sering diakui oleh suporter klub lain sebagai guru suporter lain. Pada Januari tahun 2001 di Tangerang, suporter mengucapkan selamat datang kepada Aremania dan sesudah ada insiden lemparan terhadap Aremania mereka mengucapkan termima kasih karena Aremania tidak terpancing oleh oknum provokator Tangerang. Pada Juli tahun itu diakui oleh suporter Solo sebagai `guru hebat’.

Lagipula kemajuan Aremania mempengaruhi keadaan di Malang. Selama waktu krismon, Malang tenang walaupun dimana-mana di Jawa telah kacau. Itu karena pemuda Malang telah merasa bersatu sebagai Aremania dan tidak ingin membuat kerusuhan di kotanya. Katanya ada suporter Solo yang mengirim sepasang bh dan celana dalam perempuan ke Aremania agar mengucapkan Aremania para penakut. Namun Aremania tidak mudah dipancing. Yang jelas dalam lingkungan suporter sepak bola telah dianggap maju dari masa dulunya. Lagipula mereka dianggap perintis suporter di Indonesia. Namun proses ini mulai lebih dari 5 tahun yang lalu dan Aremania sampai tahun 2001 berjuang untuk menghapus sisa-sisa brutalisme.

Sisa-sia Brutalisme
Aremania tidak langsung berhasil dalam perjuangan untuk menghapus citra suporter brutal. Sampai tahun 1999 ada bentrokan antara suporter di Malang tetapi khususnya dengan Bonek. Keadaan kacau hampir tidak bisa dicegah aparat keamanan. Persaingan keras antara suporter Malang dan Surabaya terjadi selama ada kesempatan Arema melawan Persebaya. Akibatnya di Malang suporter Surabaya harus dilarang masuk Malang supaya mencegah insiden yang tidak diinginkan.

Pengurus Arema pernah minta pertandingan Arema versus Persebaya diadakan di luar Malang agar tidak ada tawuran. Namun ini diprotes Aremania yang menuntut bahwa pertandingan Arema tetap milik masyarakat Malang. Namun tahun-tahun tersebut harus dibedakan dari zaman geng-geng. Mungkin tahun-tahun yang berikut kelunturan geng-geng Malang bisa dianggap sebagai waktu peralihan. Sampai tahun 2001 ada insiden yang terjadi di luar Malang. Salah satu contoh konflik antara suporter Malang dan Surabaya adalah tragedi Sidoarjo yang terjadi pada bulan Mei tahun 2001.

Tragedi Sidoarjo
Pada Ligina VII Aremania mendukung tim kesayangannya di pertandingan away. Arema melawan Gelora Putra Delta (GPD) di Sidoarjo. Soalnya tiga kelompok suporter mucul di stadion Delta: Deltamania, Aremania dan Bonek. Karena jarak antara Surabaya dan Sidoarjo jumlah sedikit suporter Surabaya datang untuk menjenkelkan suporter Arema. Tiga kelompok ini dibagi supaya tidak ada bentrokan. Aremani menempati sektor utara sementara Bonek dan Deltamania ada di tribun VIP. Pertama-tama sebelum pertandingan mulai sekitar jam 14. 15 ada lemparan batu dari luar stadion. Dua suporter Arema terluka dan Aremania menuntut bahwa tempat di luar stadion khususnya sekitar sektor utara diamankan. Di samping itu Aremania dimarahkan kabar bahwa dua mobil Aremania dirusak. Pada jam 15.10 lemparan batu antara sektor utara dan tribun timur mulai. Polisi terhadap kesulitan membatasi lemparan karena Bonek dapat sumber batu dari luar stadion.

Pada jam 16.00 pertandingan sepak bola dimulai. Pada jam 16.20 aparat keamanan megeluarkan tembakan peringatan untuk menghentikan lemparan. Pada menit ke-29 pertandingan harus dihentikan karena suporter masuk lapangan dan kerusuhan mulai terjadi di luar stadion. Aremania harus dievakuasi oleh aparat keamanan. Akhirnya 15 orang terluka, 7 mobil dan 2 sepeda motor dirusak. Juga stadion Delta dihancur dari aksi lemparan dan bentrokan yang berikutnya. Reaksi Aremania penuh dengan kesedihan terhadap tragedi Sidoarjo. Para suporter Arema merasa mereka salah dipersalahkan untuk tragedi Sidoarjo walaupun Bonek adalah provokator. Pak Marheis salah satu korwil Aremania yang dianggap oleh sebagian suporter sebagai tokoh yang memperbolehkan ketertiban antara korwil-korwil tidak bisa menahan tangisnya setelah insiden Sidoarjo.

Ovan Tobing seorang perintis Aremania setelah tragedi itu berpendapat bahwa tragedi di Sidoarjo merupakan pelajaran untuk PSSI. Pada waktu Arema main di Malang Aremania membawa spanduk yang protes disalah untuk kejadian di Sidoarjo. Sayangnya bahwa insiden seperti itu menegaskan citra Aremania sebagai suporter brutal karena dalam insiden itu Aremania sebetulnya di kedudukan sulit. Pertama-tama mereka dilempari dari luar stadion. Lagipula mereka terhadap Bonek yang siap dengan sumber batu dari luar stadion.

Aremania diserang di Jogja: Selain masalah Bonek ada kelompok lain yang iri pada Aremania jadi mencoba memancingnya. Pada bulan Oktober tahun 2001 Aremania diundang ke pertadingan di Jogjakarta. Di Jogja Aremania diserang. Seperti di Sidoarjo ada lemparan batu dari luar stadion. Aremania terpaksa masuk lapangan untuk menghindari lemparan dari luar stadion. Pertandingan dihentikan dan harus dimain hari berikutnya di tempat yang dirahasiakan. Slemania, para suporter Jogja pada umumnya sangat malu pada penyerangan itu. Mereka mulai menyanyi dengan gaya Aremania:

“Maaf?maaf?maaf Aremania
Maafkan kami atas kejadian ini”

Pada umumnya ada persahabatan antara Aremania dan para suporter lain tetapi kadang-kadang ada oknum kelompok yang mencoba memancing Aremania. Dan jarang Aremania terpancing dengan mudah. Selama Ligina VIII tidak ada masalah bentrokan kalau suporter lain datang ke Malang. Aremania membuktikan bahwa telah sportif. Suporter apalagi pemain saja butuh sportivitas.

Setelah kejadian seperti di Jogja Aremania janji mereka tidak akan membalas dendam kalau suporter Sleman datang ke Malang. Korwil Cilewung juga mendorong Aremania untuk tidak membalas dendam Bonek. Dia sadar bahwa kalau membalas dendam pasti tidak akan dibedakan dari Bonek. Harus diakui walaupun lama berjuang dengan sisa-sisa brutalisme Aremania telah agak berhasil dalam tugasnya.

Suporter Arema bersemangat kepada tim kesayangannya tetapi juga kepada negara Republik Indonesia. Dengan kompak suporter Arema sebelum permulaian pertandingan menyanyi lagu nasionalis `Padamu Negeri’. Lagu itu dinyanyi suporter dengan bangga. Nasionalisme merupakan salah satu aspek dasar suporter Arema.

Aremania mendukung Arema tetapi akhirnya semua maupun suporter tim lawan bersaudara. Malang aman karena persaudaraan itu. Lagipula Malang lepas daripada masalah pertentangan kesukuan atau konflik agama yang timbul di mana-mana di Indonesia. Aremania berpendapat bahwa kalau Malang bisa begitu rukun, mengapa negara Indonesia belum bisa seperti itu? Yang jelas persatuan Aremania muncul secara alami dan karena itu ada sikap positif terhadap persatuan negara Indonesia.

Sepakbola, Kapitalisme, dan Konflik Sosial: Sejarah Perseteruan Aremania dan Bonek

Pendahuluan

Hari ini persepakbolaan nasional sudah mulai menapak maju, dimana setiap klub sepakbola yang ada dibawah naungan PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) dibina untuk lebih profesional. Bentuk profesionalitas itu oleh PSSI dituangkan dalam format baru Liga Indonesia, dimana sejak tahun 1994 kompetisi yang sebelumnya terbagi dua disatukan dalam konsep Liga Indonesa dengan kasta tertinggi terletak pada Divisi Utama. Setelah berganti-ganti konsep dan format kompetisi, akhirnya pada tahun 2008 Divisi Utama Liga Indonesia berubah menjadi Indonesian Super League. Proses pembinaan kompetisi beserta klub-klub yang ada didalamnya diharapkan mampu membuat iklim sepakbola di Indonesia menjadi lebih modern dan mampu menelurkan bibit-bibit baru pemain asli Indonesia yang lebih berkualitas.

Kemajuan persepakbolaan nasional tentu harus diikuti oleh komunitas suporter yang menjadi basis pendukung sebuah klub sepakbola. Karena adalah sebuah omong kosong apabila sebuah klub sepakbola itu mampu bertahan tanpa dukungan suporter yang ada dibelakangnya. Tetapi sayangnya sudah menjadi rahasia umum bahwasanya persepakbolaan Indonesia dikenal akan kerusuhan dan permainan yang menjurus kasar. Kerusuhan demi kerusuhan, entah itu akibat ketidakdewasaan suporter atau provokasi ofisial pertandingan kepada suporter menjadi cerita lama dalam dunia persepakbolaan Indonesia. Konflik Jakarta-Bandung, Semarang-Jepara, Jogja-Solo, dan Malang-Surabaya menjadi cerita pasti mengenai aroma panas dalam konflik suporter di Indonesia.

Belum dewasanya suporter di Indonesia tentu menjadi penghambat bagi pengembangan profesionalitas klub-klub di Indonesia. Aksi anarkis yang dilakukan oleh oknum suporter menjadi salah satu faktor lambatnya pengembangan profesionalitas klub Indonesia. Belajar dari kasus rasisme Aremania beberapa saat yang lalu tentu menjadi sebuah pelajaran berharga bagi seluruh elemen suporter yang ada. Kerugian sebesar hampir 1 miliar rupiah bagi Arema tentu menjadi sebuah permasalahan tersendiri. Arema yang merupakan klub profesional tanpa dukungan dana APBD tentu kesulitan membayar gaji pemain dan lainnya. Padahal skala permasalahan baru sekitar denda dan hukuman, belum pada level anarkisme tingkat tinggi seperti perusakan stadion dan beberapa fasilitas, kerusuhan antar-suporter, hingga aksi-aksi kejahatan yang melibatkan komunitas suporter.

Salah satu pertarungan suporter yang paling sering disorot oleh media massa adalah rivalitas Aremania dan Bonek. Dua elemen suporter dari Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya ini memiliki tensi rivalitas yang sangat tinggi, dimana perseteruan antar kedua elemen suporter ini tak jarang berakhir dengan bentrokan, kerusuhan, kerusakan material, hingga jatuhnya korban jiwa. Ekspresi saling benci keduanya juga tertumpah ketika mendukung kesebelasan masing-masing, walaupun yang dihadapi adalah tim sepakbola selain Arema Indonesia atau Persebaya Surabaya.

Konflik Aremania melawan Bonek sudah menjadi cerita lama dalam diskusi antar-suporter di Indonesia. Pertarungan yang sudah mendarah-daging dalam kedua elemen suporter tersebut menjadi bumbu pedas dalam forum antar-suporter. Walaupun belum ada yang pernah memfilmkannya layaknya film Romeo-Juliet, tetapi aroma panas selalu terasa dalam kehidupan sehari-hari warga Malang dan Surabaya. Tidak jarang ditemui di rumah seorang Aremania segala atribut Bonek menjadi kain lap, sementara di Surabaya segala atribut Aremania menjadi keset.

Aroma panas kedua elemen ini tentu menarik untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut, karena sifat persaingannya yang begitu kental dan sudah mendarah-daging. Belum lagi pembentukan iklim sepakbola Indonesia ke arah modern tentu harus mewaspadai satu hal yang kini masih menjadi kontroversi: industri sepakbola. Modernisasi sepakbola secara tidak langsung membawa dunia sepakbola ke arah industri, dimana pada akhirnya kapital juga ikut bermain dalam menentukan suasana dan atmosfir sebuah pertandingan. Bukan tidak mungkin beberapa peristiwa yang berkaitan dengan sepakbola Indonesia hari ini berkaitan erat dengan suasana pasar ekonomi.

Selain dari perspektif industri sepakbola, tentu konflik-konflik yang timbul juga tidak luput dari permasalah sosial dan budaya dalam sebuah masyarakat. Masalah hegemoni dan pengakuan akan ‘the one and the best’ juga menjadi salah satu permasalah konflik suporter Indonesia. Persoalan chauvinisme dan fanatisme dalam sebuah masyarkat juga tidak dapat dihilangkan sebagai faktor-faktor pemicu konflik. Belum lagi soal dendam yang berasal dari peristiwa yang terjadi sebelumnya. Begitu banyak permasalahan yang timbul dalam masyarakat sehingga terbawa dalam kancah sepakbola membuat stadion masih belum menjadi tempat yang nyaman dalam menikmati pertandingan sepakbola.

Dengan mempelajari proses historis perseteruan kedua kelompok suporter ini diharapkan adanya pembelajaran serta solusi agar konflik-konflik yang terbangun menjadi sportif dan tidak anarkis. Pengkajian akan sebuah konflik dengan memandang dari perspektif sosiologi –dimana masyarakat dan kondisi kultural akan menjadi objek yang dikaji– diharapkan akan timbul sebuah mediasi entah itu berupa negoisasi atau yang lainnya. Dengan begitu posisi suporter sebagai sebuah pendukung klub akan terjadi hubungan timbal balik dengan klub yang didukung. Selain itu diharapkan pula perdamaian antar-suporter sepakbola yang ada di Indonesia dapat terjadi.

Sejarah Aremania dan Rivalitas dengan Bonek

Tahun 1988 lahirlah Yayasan Arema Fans Club (AFC) yang didirikan oleh Ir. Lucky Acub Zaenal. Yayasan ini hadir sebagai basis kelompok suporter dari Yayasan PS Arema yang didirikan setahun sebelumnya. Tahun pertama AFC berdiri dipimpin oleh Ir. Lucky Acub Zaenal dengan 13 korwil (koordinator wilayah) yang ada dibawahnya. Keberadaan AFC yang begitu formal dan eksklusif membuat kalangan suporter yang berasal dari kelas bawah tidak mampu menjangkau organisasi tersebut. AFC sendiri pada akhirnya belum mampu menciptakan kerukunan antar-suporter di Malang, sehingga harus dibubarkan pada tahun 1994.

Kondisi chaos dalam kota, dimana sering terjadi perselisihan antar-geng yang berlanjut ke dalam stadion membuat kota Malang menjadi sepi di kala Arema bertanding. Banyak toko-toko dan warung-warung tutup, bahkan hingga mengunci pintu dan jendela. Beberapa narasumber bahkan menceritakan bahwa ketika itu seorang suporter membawa batu, pentungan, dan golok adalah hal biasa . AFC yang belum mampu menyatukan elemen-elemen suporter yang ada di Malang akhirnya membubarkan diri. Menjelang bubarnya AFC, beberapa suporter sepakbola Malang berkumpul dan mendiskusikan mengenai Aremania. Beberapa nama seperti Handoko, Yuli Sumpil, Ovan Tobing, Leo Kailola, dan Lucky Acub Zaenal yang merupakan pentolan dari beberapa kelompok suporter PS Arema di Malang berkumpul dan mengambil keputusan bahwa Aremania didirikan dalam sebuah organisasi non-formal (tanpa bentuk) tetapi terus menjaga persatuan dan sportivitas. Sehingga sejak saat itu tidak ada ketua resmi dari Aremania.

Ketiadaan ketua bukan berarti menimbul perpecahan dalam Aremania. Kultur masyarakat Malang yang egaliter membangun kebersamaan dalam ketiadaan struktur organisasi tersebut. Prinsip “sama rata, sama rasa, satu jiwa” yang dimiliki oleh warga Malang menjadikan Aremania menjadi kelompok suporter yang memiliki kekompakan dan persatuan yang kuat. Rasa egaliter pula yang membuat Aremania kompak dan mudah dikendalikan oleh Yuli dan Kepet, dirigen Aremania saat ini.

Titik balik Aremania terjadi pada tahun 1993, pasca PS Arema menjuarai kompetisi Galatama PSSI. PS Arema yang pada tahun-tahun sebelumnya belum memiliki begitu banyak pendukung, mendapatkan perpindahan pendukung begitu banyak dari Ngalamania. Kedewasaan arek Malang akan dampak negatif dari anarkisme membawa dampak positif bagi perjalanan Aremania selanjutnya. Aremania lalu mempelopori untuk selalu hadir mengawal pertandingan Arema di kandang lawan. Dimulai dari Cimahi pada tanggal 31 Mei 1995, Aremania selalu mengikuti kemanapun Arema pergi dan mendukung sembari menularkan virus suporter damai kepada elemen-elemen suporter lawan.

Bulan Mei 1996 Aremania berani untuk melakukan lawatan ke stadion ‘musuh abadi’ untuk mendukung Arema dan menularkan virus perdamaian ke Bonek yang menjadi elemen suporter Persebaya. Aremania datang dengan pengawalan dari DANDIM Kota Malang pada pertandingan yang disaksikan oleh para petinggi PSSI dan gubernur Jawa Timur, dimana mereka menunjukkan eksistensi perdamaian yang dibawanya. Stadion Tambaksari yang dikenal ‘biadab’ karena jarangnya suporter lawan yang berani memasuki stadion tersebut akibat tekanan, intimidasi, kerusuhan, dan provokasi Bonek menjadi saksi eksistensi Aremania .

Rivalitas Malang Surabaya

Berbicara masalah persaingan dan rivalitas dua elemen suporter di Jawa Timur ini, maka kita tidak dapat mengesampingkan sejarah dan kultur sosial masyarakat masing-masing kota. Malang yang secara demografis adalah sebuah kota yang ada di pinggiran gunung, dimana pembangunan-pembangunan yang dilakukan sejak pemerintahan kolonial Hindia Belanda hingga zaman Orde Baru membawa kemajuan yang sangat pesat bagi kota ini. Kemajuan yang membuat masyarakatnya merasa mampu untuk menyaingi kota metropolitin sekelas Surabaya. Surabaya yang selalu dianggap ‘number one’ dalam berbagai kondisi membuat masyarakat Malang tidak terima dan menganggap arek Suroboyo adalah saingan utama mereka. Dalam tataran propinsi misalnya, dimana Malang merupakan kota kedua setelah Surabaya. Hal ini memicu kecemburuan sosial yang sangat tinggi oleh arek Malang terhadap arek Suroboyo .

Kondisi ‘tidak mau kalah’ ini membuat suhu konflik Malang-Surabaya begitu panas. Begitu juga dengan sepakbola, dimana suporter asal Malang selalu berusaha menyaingi suporter asal Surabaya. Arek Suroboyo sudah lama memiliki sifat bondho nekat, dimana pernah mereka aplikasikan dalam upaya melawan tentara sekutu dalam pertempuran 10 November 1945. Sifat bondho nekat yang masih menjadi kultur masyarakat Surabaya modern juga terbawa dalam sepakbola. Pada akhirnya, bondho nekat ini menjadikan suporter Surabaya saat itu terkesan brutal dan anarkis, seperti halnya Hooligans di daratan Eropa.

John Psipolatis pernah menyinggung akan perbedaan ‘suporter brutal’ dan ‘hooligan’ dalam kajiannya tentang sepakbola Indonesia. Ia menyatakan bahwa untuk di Indonesia lebih sesuai dengan sebutan ‘suporter brutal’, karena mereka datang ke stadion untuk menikmati pertandingan dan sesudahnya membuat onar. Sementara ‘hooligan’ belum pantas disandang oleh suporter di Indonesia karena Hooligan datang dengan niat untuk membuat kerusuhan tanpa menikmati pertandingan sepakbola.

Konflik dalam hal sepakbola dimulai sejak tahun 1967, dimana terjadi kerusuhan dalam pertandingan Liga Perserikatan antara Persebaya Surabaya melawan Persema Malang di Surabaya. Kondisi ini dibalas oleh arek-arek Malang dalam pertandingan Persema Malang melawan Persebaya Surabaya di Malang. Akhirnya, konflik suporter yang merupakan pertarungan geng Malang-Surabaya ini terus berlanjut pada tahun 70’an. Periode 80’an menjadi puncak ketegangan antara Bonek dan Ngalamania, dimana tahun 1984 terjadi ‘Perang Badar’ antara Ngalamania dengan Bonek. Peperangan yang terjadi antara Arek Malang dan Arek Suroboyo itu membuat Presiden Soeharto kala itu menyikapinya dengan ucapan “kalau sepakbola membuat persatuan hancur, lebih baik tidak usah”.

Rivalitas Bonek – Aremania

Berdirinya Armada 86 hingga berevolusi menjadi PS Arema pada tahun 1987 membuat konflik semakin memanas. Dalam kompetisi Perserikatan, Persema dan Persebaya sudah memanaskan suhu konflik antar-suporter di Jawa Timur. Dengan hadirnya Arema yang mengikuti kompetisi Galatama, suhu itu kian memanas dengan rivalitas Arema dan Niac Mitra Surabaya. Semifinal Galatama tahun 1992 yang mempertandingkan PS Arema Malang melawan PS Semen Padang di stadion Tambaksari Surabaya menghadirkan awalan baru sejarah konflik Aremania-Bonek. Arek Malang (saat itu belum bernama Aremania) membuat ulah di Stasiun Gubeng pasca kekalahan Arema Malang dari Semen Padang. Kapolda Jatim saat itu akhirnya mengangkut mereka dalam 6 gerbong kereta api untuk menghindari kerusuhan dengan Bonek.

Kejadian di Stasiun Gubeng itu membuat panas Bonek yang ada di Surabaya. Tindakan balasan mereka lakukan dengan mencegat dan menyerang rombongan Aremania pada akhir tahun 1993 saat akan melawat ke Gresik. Peristiwa ini dibalas oleh Aremania pada tahun 1996 dengan melakukan lawatan ke Stadion Tambaksari dengan pengawalan ketat DANDIM. Keberanian Aremania untuk hadir di Stadion Tambaksari kala pertandingan Persebaya melawan Arema saat itu telah membuat Bonek tidak bisa berbuat apa-apa dan harus menahan amarah mereka dengan cara menghina Aremania lewat kata-kata saja. Hal ini karena pertandingan tersebut disaksikan oleh para petinggi PSSI dan gubernur Jawa Timur saat itu, serta pengawalan ketat DANDIM kota Malang terhadap Aremania. Bagi Aremania, hal ini sudah sangat mempermalukan Bonek dengan datang langsung ke jantung pertahanan lawan sembari menunjukkan kesantunan Aremania dalam mendukung tim kesayangan. Semenjak itulah tidak ada kata damai dari Bonek kepada Aremania, dan Aremania sendiri juga menyatakan siap untuk melayani Bonek dengan kekerasan sekalipun.

Kejadian ini dibalas oleh Bonek di Jakarta pada tahun 1998. Tanggal 2 Mei 1998 dimana Aremania akan hadir dalam pertandingan Persikab Bandung vs Arema Malang, Aremania yang baru turun dari kereta di Stasiun Jakarta Pasarsenen diserang oleh puluhan Bonek. Ketika itu rombongan Aremania yang berjumlah puluhan orang menaiki bus AC yang sudah disiapkan oleh Korwil Aremania Batavia. Di tengah jalan, belum jauh dari Stasiun Pasarsenen tiba-tiba bus yang ditumpangi Aremania dihujani batuan oleh Bonek. Untuk menghindari jatuhnya korban, rombongan Aremania langsung turun dari bus untuk melawan Bonek yang menyerang mereka. Bahkan Aremania sampai mengejar-ngejar Bonek yang ada di Stasiun Pasarsenen. Tindakan Aremania ini mendapat applaus dari warga setempat, sehingga Bonek harus mundur meninggalkan area Stasiun Pasarsenen.

Kondisi rivalitas yang begitu panas antara Aremania dan Bonek membuat keduanya menandatangi nota kesepakatan bahwa masing-masing kelompok suporter tidak akan hadir ke kandang lawan dalam laga yang mempertemukan Arema dan Persebaya. Nota kesepakatan yang ditandatangani oleh Kapolda Jatim bersama kedua pemimpin kelompok suporter tersebut ditandatangani di Kantor Kepolisian Daerah Jawa Timur pada tahun 1999. Semenjak tahun 1999, maka kedua elemen suporter ini tidak pernah saling tandang dalam pertandingan yang mempertemukan kedua klub kesayangan masing-masing.

Tetapi nota kesepakatan itu tidak mampu meredam konflik keduanya. Tragedi Sidoarjo yang terjadi pada bulan Mei 2001 menunjukkan masih adanya permusuhan kedua elemen ini. Kala itu pertandingan antara tuan rumah Gelora Putra Delta (GPD) Sidoarjo melawan Arema Malang di Stadion Delta Sidoarjo dalam lanjutan Liga Indonesia VII. Karena dekatnya jarak Surabaya-Sidoarjo membuat sejumlah Bonek hadir dalam pertandingan tersebut. Menjelang pertandingan dimulai, batu-batu berterbangan dari luar stadion menyerang tribun yang diduduki oleh Aremania. Kondisi ini membuat Arema meminta kepada panpel untuk mengamankan wilayah luar stadion. Karena lemparan batu belum berhenti membuat Aremania turun ke lapangan, sementara di luar stadion justru terjadi gesekan antara Bonek dengan aparat. Turunnya Aremania ke lapangan pertandingan membuat pertandingan dibatalkan. Terdesaknya aparat keamanan yang kewalahan menghadapi Bonek membuat Aremania membantu aparat dengan memberikan lemparan balasan ke arah Bonek. Aremania pun harus dievakuasi keluar stadion dengan truk-truk dari kepolisian.

Kejadian rusuh yang berkaitan antara Aremania dengan Bonek masih berlanjut pada tahun 2006. Kekalahan Persebaya Surabaya atas Arema Malang di stadion Kanjuruhan dalam laga first leg Copa Indonesia membuat kecewa Bonek di Surabaya. Seminggu kemudian, kegagalan Persebaya Surabaya mengalahkan Arema Malang di stadion Gelora 10 November Tambaksari Surabaya membuat Bonek mengamuk. Laga yang berkesudahan 0-0 ini harus dihentikan pada menit ke-83 karena Bonek kecewa dengan kekalahan Persebaya dari Arema Malang. Kekecewaan ini mereka lampiaskan dengan merusak infrastruktur stadion, memecahi kaca stadion, dan merusak beberapa mobil dan kendaraan bermotor lain yang ada di luar stadion. ANTV yang menayangkan pertandingan tersebut meliputnya secara vulgar, bahkan berkali-kali menunjukkan gambar rekaman mengenai mobil ANTV yang dirusak oleh Bonek. Aremania menyikapi hal ini dengan menyerahkannya secara total kepada pihak berwajib dan PSSI.

Rivalitas keduanya tidak hanya hadir lewat kerusuhan dan peperangan, tetapi juga dengan nyanyian-nyanyian saat mendukung tim kesayangannya. Bonekmania, di kala pertandingan Persebaya melawan tim manapun, pasti akan menyanyikan lagu-lagu yang menghina Arema dan Aremania. Lagu-lagu yang menyebutkan Arewaria, Arema Banci, Singo-ne dadi Kucing, dan beberapa lagu lain kerap mereka nyanyikan di Stadion Gelora 10 November Tambaksari Surabaya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Aremania, dimana lagu-lagu anti-Bonek juga mereka kumandangkan kala Arema menghadapi tim lain di Stadion Kanjuruhan. Bahkan persitiwa terbaru adalah tersiarnya kabar mengenai dikepruknya mobil ber-plat N ketika malam tahun baru di Surabaya oleh pemuda berkaos hijau (oknum Bonek?).

Atmosfir Malang – Surabaya

Seperti yang ditulis oleh Feek Colombijn dalam View from The Periphery: Football in Indonesia, dimana ia menyebut bahwa dinamika suporter di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa. Kultur Jawa yang mengutamakan keselarasan dalam harga diri, dimana penolakan yang amat sangat terhadap hal yang bisa mempermalukan diri sendiri, menjadi faktor utama konflik antar suporter di Indonesia. Kultur Jawa yang menghindar dari konflik dan tidak mau dipermalukan menjadi semacam dari anti-thesis dari sepakbola yang harus siap sedia untuk dipermalukan. Tetapi kultur Jawa pula yang memicu reaksi apabila penghinaan itu terjadi di depan umum dan sangat memalukan, maka ekspresi kemarahan dan anarkisme yang muncul untuk menjaga wibawa dan harga diri.

Kondisi ini yang memicu atmosfir panas Malang–Surabaya. Geng pemuda asal Malang yang dibantai oleh Bonek di tahun 1967 memicu perasaan dendam dari Arek Malang. Belum lagi persoalan rivalitas “number one”, dimana dalam level propinsi posisi Malang masih dibawah Surabaya. Sifat tidak terima Arek Malang menjadi nomor dua dibawah Arek Suroboyo ini membuat keduanya susah berjabat tangan. Persaingan atas dasar pride ini berlanjut pasca melorotnya prestasi Persema Malang, dimana Arema mengambil alih posisi rivalitas Malang-Surabaya tersebut.

Pergulatan harga diri ini terlihat jelas ketika Aji Santoso pindah dari Arema ke Persebaya, akhirnya Aji Santoso pun dianggap pengkhianat oleh Aremania. Ketika Aji Santoso ingin kembali ke Malang, ia pun harus melalui begitu banyak tim sebelum akhirnya mengakhiri karirnya bersama Arema Malang. Ahmad Junaedi pun menjadi korban rivalitas Aremania-Bonek. Ketika Ahmad Junaedi sudah menjadi bintang sepakbola nasional dan dibeli Surabaya, maka ketika Persebaya menawarkan Ahmad Junaedi untuk kembali ke Arema pun ditolak oleh Aremania. Akhirnya Arema pun lebih memilih untuk mengasah bakat Johan Prasetyo daripada memakai tenaga Ahmad Junaedi . Dalam hal simbol pun tantangan kepada Bonek juga dikumandangkan. Dengan pemilihan simbol singa menunjukkan bahwa di belantara Jawa Timur Arema ingin menjadi nomor satu, diatas Ikan Sura dan Buaya.

Arema menjadi identitas resistensi daerah terhadap pusat (Surabaya) , dimana melalui dialek jawa timur dengan tatanan huruf yang dibalik pada osob kiwalan khas Malang seolah menunjukkan bahwa Arema menjadi identitas kultural masyarakat Malang. Selain itu Arema juga merupakan pemersatu warga kota Malang yang sebelumnya terpecah pada beberapa desa/wilayah/daerah. Arek Malang selalu berusaha membedakan dirinya dengan arek Suroboyo. Ketika arek Suroboyo itu bondho nekad, maka arek Malang itu bondho duwit. Ketika Bonek itu suka membuat kerusuhan, maka Aremania ingin menyebarkan virus perdamaian. Konflik identitas juga menjadi lahan rivalitas kedua kubu suporter besar Jawa Timur ini.

Kapitalisme Sepakbola

Secara disadari atau tidak, fanatisme dan pertarungan kedua elemen suporter ini menjadi makanan empuk bagi kapitalisme. Sepakbola boleh jadi hari ini tidak hanya berbicara masalah sportivitas dan kesehatan, tetapi juga merambah dalam dunia politik dan ekonomi. Industri sepakbola menjadi salah satu bisnis yang menguntungkan bagi pengusaha-pengusaha kelas kakap hari ini, tentu dengan syarat mereka bisa mengendalikan iklim sepakbola itu sendiri.

Dalam hal konflik suporter di Jawa Timur, boleh jadi media massa menjadi provokator dalam berbagai peristiwa persepakbolaan di Jawa Timur. Sebagai contoh Jawa Pos misalnya, dimana secara eksplisit menyatakan keberpihakannya kepada Persebaya Surabaya. Dapat dimaklumi sebenarnya apabila melihat kantor redaksi yang berada di Surabaya serta posisi penting para pengurus Jawa Pos dalam kepengurusan Persebaya Surabaya. Dalam beberapa tulisan yang ada, Jawa Pos selalu menampilkan porsi lebih kepada Persebaya, bahkan tidak jarang dukungan kepada Bonek selalu mereka tuliskan dalam berita-beritanya.

PT Bentoel Prima Tbk yang pernah mengakuisisi Arema juga merasakan betul dampak menguntungkan bisnis sepakbola yang mereka bangun. Walaupun menghadapi hambatan begitu banyak dari pesaingnya , tetapi secara materiil PT Bentoel Prima Tbk mengalami keuntungan yang begitu besar dari sekedar pasang tulisan bentoel-arema di kaos para pemain Arema.

Bisnis sepakbola inilah yang sedang menguasai persepakbolaan modern hari ini. Di belahan dunia manapun, modernisasi sepakbola diikuti dengan berkembang pesatnya industri sepakbola. Dalam buku How Soccer Explains The World: An Unlikely Theory of Globalization, Franklin Foer menuliskan bahwa virus globalisasi telah merasuk kian dalam ke dunia sepakbola, dan faktor pride (kebanggaan/fanatisme) menjadi faktor ekonomi yang sangat menguntungkan bagi para kapitalis-kapitalis besar.

Kesimpulan

Modernisasi dalam sepakbola secara tidak langsung diikuti oleh berkembangnya kapitalisme dalam ranah sepakbola. Seolah-olah menjadi kapitalis adalah syarat mutlak untuk mengembangkan sebuah persepakbolaan dalam negeri. Melihat realitas di lapangan, bukan tidak mungkin hal diatas benar adanya. Karena ketika mengembangkan sepakbola tanpa sokongan dana yang kuat tentu akan membuat sebuah badan, klub, atau kompetisi menjadi rontok. Hanya saja kekhawatiran muncul ketika suporter sepakbola dijadikan obyek untuk mengkapitalisasi sepakbola tadi, dimana pada akhirnya suporter sepakbola juga yang dipermasalahkan.

Terkadang, berdasarkan perbincangan dengan kawan-kawan pemerhati sepakbola nasional, kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di lapangan selalu diawali orang orang yang tidak jelas siapa pelakunya. Sebagai contoh ketika terjadi kerusuhan di Madiun, baik Aremania dan Laskar Sakera (pendukung Persekabpas Pasuruan) tidak tahu menahu siapa yang memulai melempari batu-batu ke arah penonton. Tetapi karena yang hadir di stadion saat itu adalah Aremania dan Laskar Sakera, tentu pada akhirnya bentrok fisik tidak dapat dihindari. Efek pasca kejadian hari itu adalah banyaknya toko-toko yang tutup di Madiun, image PT Bentoel Arema Tbk juga tercoreng, dan entah mengapa beberapa hari sesudahnya media massa begitu laku di pasaran.

Begitu pula yang terjadi saat kerusuhan Bonek di Stadion Gelora 10 November di Surabaya beberapa tahun lalu. Dimana mau tidak mau Aremania harus mengakui bahwa kemenangan PS Arema atas Persebaya Surabaya hari itu cukup kontroversial, ada kesan wasit memihak Arema. Kemenangan 2-1 untuk Arema pun harus dibayar mahal dengan perusakan stadion dan beberapa fasilitas umum beserta kendaraan pribadi oleh Bonek yang menonton hari itu.

Begitu banyaknya tangan-tangan tak terlihat yang bermain-main diatas konflik suporter tentunya harus diwaspadai oleh Aremania maupun Bonek. Jangan sampai begitu banyak orang mati sia-sia saat pertempuran kedua suporter tersebut ternyata hanya menjadi ‘mainan globalisasi’ oleh segelintir orang yang ingin mengambil keuntungan didalamnya. Untuk itulah perlunya melihat kembali sejarah konflik antar kedua elemen suporter ini, supaya kejadian-kejadian negatif dapat diminimalisir dan era baru yang lebih damai dapat tercipta.

Kultur masyarakat Jawa yang melingkupi konflik Aremania-Bonek seharusnya bukan menjadi kambing hitam atas berbagai peristiwa yang terjadi. Sudah seharusnya dua elemen suporter yang sudah dikenal akan militansinya ini berdamai dan menciptakan suasana kondusif dalam persepakbolaan nasional. Sudah saatnya baik Aremania maupun Bonek untuk mendewasakan diri dengan melihat dari kacamata modernisasi dan sportivitas dalam mendukung tim kesayangannya. Tidak ada salahnya Bonek turut bergabung dalam usaha mewujudkan suporter Indonesia damai, sehingga mampu membuat suasana stadion begitu damai dan orang tidak perlu takut untuk menyaksikan secara langsung pertandingan sepakbola di tanah air.

“Cita-cita saya, pagar besi pembatas tribun dengan lapangan nanti tidak perlu ada lagi. Jadi kita menonton sepakbola dengan enak, tidak ada perkelahian, tidak ada suporter yang mengganggu pemain. Saya juga ingin semua golongan bisa bersatu di sini. Kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan, Cina atau bukan Cina, pejabat atau orang biasa, Islam atau Kristen, di sini semuanya bisa sama,”

Yuli Sumpil – Dirigen Aremania

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Template by:
SOFYAN

 

Naruto Rasengan Pictures, Images and Photos